Kamis, 02 Januari 2014

PELANGIKU

" Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu "



Seketika ku harap tercipta pelangi tanpa warna
Seketika pula aku tersudut dalam dimensiku sendiri
Ah, aku ini manusia tanpa seberkas asa yang mampu aku gantungkan
Aku, pita pudar yang mengikat rapuhnya angan
Sungguh aku maya yang hilang dalam nyataku
Dan ini hanya aku yang tersesat dalam klise klise jaman
Aku dan diriku bagai baja nan rapuh yang berusaha menguatkan kisahku


Merah...
Merah bersembunyi dalam kemarahan rasa muak
Dan disini, peluh nan perih senantiasa menertawaiku
Tapak tangisku mengetuk kalbu dan berbisik ini sebuah dialektika
Bukannya aku tak ingin lepas melayang bebas
Hanya saja aku bukan sutradara yang bisa hentikan film di hari-hariku
Biarkan jarum jam mengiringi detik deritaku
Cukup aku , laraku dan hanya diriku


Jingga...
 Terdiam dengan kesendirian
Sekalipun aku tak akan peduli pada balada tentangku
Aku tak peduli pada "mereka" yang merasa diatas angin
Aku tak peduli tentang "dia" dan "dia" yang bercula dikepalanya
Aku tak peduli kenapa surya bertandang dari ufuk timur
Tapi jika ada cara mengubah takdir aku akan peduli
Takdirku yang diambang garis penyesalan


Kuning...
Kuning selalu menyilaukan
Silau, buatku enggan menatap semua yang nyata adanya

Sungguh aku tak tau akan hadirnya ilusi
Tapi....
Apa mataku pernah melihat uluran tangan ?
Apa tanganku pernah mengenggam hangatnya rasa?
Aku ingin , aku mau , aku  (mungkin) mampu berpijak disini
Dalam gelapnya siangku, dalam hitamnya pelangiku

Hijau....
Aku tertimbun dalam teduhnya rasa sakit dan penghianatan

Biru...
Aku tesejukkan oleh senyumanmu, yang manis tapi seperti kuldi
Aku terlempar jauh ke dunia, iya ini "dunia"

Nila...
Membangkitkan aroma kehidupan
Kehidupan dengan nada yang selalu fana
Hidup dalam ritme yang tak terkendali
Dan,  hidup dalam vokalisasi yang samar-samar

Ungu...
Aku sendiri,
Mencari oase dalam jiwa yang terbelenggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar